rtp ciutoto

2024-10-08 03:39:53  Source:rtp ciutoto   

rtp ciutoto,rtp koko138,rtp ciutotoJakarta, CNN Indonesia--

Menteri Luar NegeriIran Hossein Amir-Abdollahian mengancam bakal ada ledakan hebat di Timur Tengah usai Amerika Serikat (AS) membatalkan resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gazadengan menggunakan hak veto.

Hal itu disampaikan Amir-Abdollahian beberapa jam usai resolusi itu gagal diadopsi akibat veto AS dalam pemungutan suara di PBB pada Jumat (8/12) lalu.

"Selama Amerika Serikat mendukung kejahatan rezim Zionis dan kelanjutan perang, ada kemungkinan muncul ledakan tak terkendali dalam situasi di kawasan itu," kata Amir-Abdollahian kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam panggilan telepon, seperti dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas veto AS itu, kondisi warga Gaza terancam semakin memburuk atas situasi krisis yang kini dihadapi.

Merespons itu, Amir-Abdollahian meminta agar perbatasan Rafah dibuka untuk memberikan akses kemanusiaan di Gaza.

Dalam percakapan itu, Amir-Abdollahian turut memuji Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas penggunaan Pasal 99 Piagam PBB untuk mendesak DK PBB mengambil sikap.

Sekjen PBB memiliki kekuasaan terbatas dan tak dapat menginisiasi rapat atau pembahasan di DK PBB. Hal ini lantaran peran utama sekjen hanya sebagai kepala pejabat administratif yang dipilih negara anggota setiap lima tahun.

Lihat Juga :
Keluarga Rothschild, Yahudi Tajir Sejagat di Balik Pendudukan Israel

Kendati demikian, sekjen PBB diberikan mandat kuasa untuk mengangkat masalah apa pun dalam Pasal 99 piagam PBB.

"(Itu adalah) tindakan berani untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional," ucapnya.

Lebih lanjut, Amir-Abdollahian juga menegaskan kepada Guterres bahwa Hamas tidak pernah melanggar perjanjian gencatan senjata, klaim yang dipakai Israel sebagai dalih untuk melanjutkan serangan usai gencatan sepekan hingga 1 Desember.

Dia juga menambahkan bahwa dukungan AS untuk Israel "telah membuat sulit [kedua belah pihak] untuk mencapai gencatan senjata yang lama."

Agresi Israel di Jalur Gaza sebagai respons serbuan Hamas 7 Oktober lalu telah menewaskan nyaris 17.500 orang hingga kini. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

(mab/pta)

Read more