putaran kamboja

2024-10-07 23:51:34  Source:putaran kamboja   

putaran kamboja,live sctv liga champion malam ini,putaran kamboja

Jakarta, CNBC Indonesia - Suhu panas ekstrem sedang terjadi di beberapa belahan dunia. Pemantau iklim Uni Eropa (UE) menyebut Juni-Agustus 2024 adalah suhu terpanas yang pernah tercatat oleh mereka.

Suhu global tertinggi saat ini telah mengalahkan rekor tahun lalu. Bahkan, ini diyakini membuat tahun ini kemungkinan menjadi tahun terpanas di Bumi.

Baca:
PD 3 Minggir! 'Kiamat' Baru Segera Hantam Bumi, Picu 9 Peperangan

"Selama tiga bulan terakhir tahun 2024, dunia mengalami Juni dan Agustus terpanas, hari terpanas yang pernah tercatat, dan musim panas boreal terpanas yang pernah tercatat," kata Samantha Burgess, wakil direktur Copernicus, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat (6/9/2024).

"Rangkaian suhu yang memecahkan rekor ini meningkatkan kemungkinan tahun 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat," tambahnya.

Baca:
China Acak-Acak Tetangga RI, Kini 'Serang' Harta Karun Malaysia

China

Hal ini bukan tanpa bukti. Di Asia misalnya, layanan cuaca nasional China mencatat bahwa bulan Agustus memiliki suhu terpanas sejak 1961.

"Pada bulan Agustus tahun ini, China mengalami suhu tinggi yang berkepanjangan dan ekstrem," kata Badan Meteorologi China Kamis.

"Suhu rata-rata nasional adalah yang tertinggi untuk periode yang sama sejak 1961," tambahnya.

Suhu rata-rata nasional pada Agustus adalah 22,6 derajat Celsius. Ini 1,5 derajat Celcius lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun biasa.

"Wilayah utara mengalami hujan badai yang sering dan sangat merusak, sementara gelombang panas berskala besar terus terjadi di wilayah selatan," kata Wakil Direktur Pusat Iklim Nasional China, Jia Xiaolong.

China merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar yang menurut para ilmuwan menjadi penyebab perubahan iklim global. Beijing telah berjanji untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida yang menghangatkan planet ini pada tahun 2030 dan mencapai nol pada tahun 2060.

Baca:
Perang Arab Kemana-mana, Negara Ini Ancam 'Deklarasi Perang' ke Israel

Korsel

Korea Selatan (Korsel) juga mengalami suhu musim panas rata-rata tertinggi sejak pencatatan tersebut dimulai setengah abad lalu. Badan cuaca Korsel mengatakan suhu kini hampir dua derajat lebih tinggi dari rata-rata historis.

"Dari bulan Juni hingga Agustus, suhu rata-rata di negara tersebut adalah 25,6 derajat Celsius," kata Badan Meteorologi Korea (KMA).

"Itu adalah angka tertinggi sejak badan tersebut mendirikan pos pengamatan nasional pada tahun 1973 dan 1,9 derajat lebih tinggi dari rata-rata historis untuk musim panas," tambahnya.

"Sejak pertengahan Juni, suhu tetap lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya, bahkan selama musim hujan ketika suhu biasanya turun," ujarnya.

Korsel juga mengalami malam tropis terpanjang yang pernah tercatat, rata-rata 20,2 hari untuk periode Juni hingga Agustu. Ini tiga kali lipat dari rata-rata sebelumnya yaitu 6,5 hari, kata KMA dalam siaran pers.

Fenomena "malam tropis" mengacu pada malam-malam saat suhu tidak turun di bawah 25C. Seoul, ibu kota dengan sekitar 10 juta penduduk, memecahkan rekor sebelumnya dan mengalami 39 malam tropis berturut-turut pada musim panas ini, jauh melampaui rekor tertinggi sebelumnya yaitu 26 hari.

"Kami mengalami hujan lebat selama musim hujan, dan gelombang panas yang berkepanjangan serta malam-malam tropis menyebabkan ketidaknyamanan dan kerusakan yang signifikan bagi masyarakat," kata Kepala KMA Jang Dong-un mengatakan perubahan iklim mengubah pola cuaca Korsel.

"Karena perubahan iklim mengubah karakteristik iklim negara kita, KMA akan bekerja keras untuk memperkuat kemampuan pemantauan dan analisisnya terhadap kondisi cuaca yang tidak normal," tambahnya.

Baca:
'Neraka Bocor' di Bumi Kian Nyata, PBB Beri Peringatan Merah!




(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Uni Eropa Resmi Berlakukan Tarif Baru Untuk Mobil Listrik China

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Suhu Panas Membara, RI Dalam Bahaya

Read more