demo pragmatic santa great gift

2024-10-08 12:18:14  Source:demo pragmatic santa great gift   

demo pragmatic santa great gift,cmd389,demo pragmatic santa great gift

Jakarta, CNBC Indonesia -Pasar saham diprediksi akan pesta meriah hari ini, usai kabar dari dua bank sentral dalam negeri dan luar negeri yang akhirnya kompak memangkas suku bunga. Namun, tak semua saham yang akan berpesta ria, turunnya suku bunga juga dapat menjadi sentimen negatif bagi beberapa emiten yang bersifat defensif.

Kabar dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 17-18 September 2024. Senada, suku bunga deposit facility dan lending facility juga turun masing-masing menjadi 5,25% dan 6,75%.

Baca:
Pemilik Logam Mulia Dibuat Pening, Harga Emas Bak Roller Coaster

Keputusan tersebut konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dengan sasaran 2,5 plus minus 1 persen, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

Kemudian dari luar negeri, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (19/9/2024). Pemangkasan ini tentunya akan menjadi angin segar bagi beberapa sektor dan emiten dari dalam negeri. Para pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk trading jangka pendek maupun menengah.

Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih dari setahun.

Pemangkasan suku bunga BI dan The Fed, dapat menjadi sentimen buruk bagi beberapa saham yang bersifat defensif. Ketika era suku bunga rendah, para pelaku pasar akan lebih memilih saham yang lebih bersifat agresif atas pemangkasan tersebut.

Saham defensif akan lebih dipilih oleh para pelaku pasar sebagai alternatif ketika suku bunga naik atau pasar sedang bergelojak, karena saham defensif relatif stabil pergerakannya. Hal ini karena konsistensi saham-saham defensif dalam membagikan dividen, yang biasanya dipilih para investor untuk investasi jangka panjang sehingga pergerakannya tidak begitu agresif.

Baca:
Era Suku Bunga Tinggi Selesai, Saatnya Investor Pesta Pora?

Berikut saham-saham defensif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Read more