link alternatif aoncash

2024-10-08 06:26:53  Source:link alternatif aoncash   

link alternatif aoncash,asia268,link alternatif aoncash

Jakarta, CNBC Indonesia -Kabar dari China dan AS masih menjadi tantangan bagi pergerakan mata uang Garuda pada akhir pekan ini.

Melansir Refinitiv, pada Kamis kemarin (26/9/2024) rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) berakhir di posisi Rp15.160/US$, dalam sehari melemah 0,43%.

Rupiah bahkan menjadi terburuk di Asia-Pasifik kemarin, karena dipicu oleh sentimen dari Amerika Serikat, yang tengah menantikan rilis data final pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal II-2024.

Konsensus pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan meningkat signifikan, dari 1,4% menjadi 3%. Proyeksi ini mengindikasikan keberhasilan para pembuat kebijakan AS dalam mengendalikan inflasi tanpa memicu resesi.

Kondisi ini mendorong spekulasi bahwa bank sentral AS (The Fed) tidak akan segera menurunkan suku bunga, membuat pelaku pasar mengambil posisi lebih berhati-hati terhadap aset-aset berisiko, termasuk mata uang di negara berkembang seperti rupiah.

Baca:
Mampukah Saham Bank Bangkit di Tengah "Badai" dari China & AS?

Selain itu, pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, dan beberapa pejabat tinggi lainnya turut menjadi fokus pasar global. Powell diperkirakan akan memberikan isyarat terkait arah kebijakan suku bunga di masa depan.

Jika sinyal tersebut mengindikasikan suku bunga akan tetap tinggi lebih lama, maka hal ini akan semakin memperkuat posisi dolar AS dan berujung pada tekanan terhadap mata uang Garuda.

Alhasil, investor cenderung mengalihkan modal dari negara-negara berkembang, yang berujung pada pelemahan rupiah.

Baca:
Sri Mulyani Bayar Bunga Utang Rp 315,6 Triliun per Agustus 2024

Selain itu, sang Naga Asia juga turut membebani rupiah lantaran mengeluarkan stimulus jumbo melampaui APBN Indonesia untuk menyelamatkan ekonomi-nya yang tengah lesu.

Salah satu langkahnya adalah mengeluarkan obligasi khusus senilai sekitar US$ 285 miliar yang setara Rp4.427 triliun. Selain itu, bank-bank besar milik negara akan mendapatkan suntikan dana sebesar sekitar US$ 143 miliar atau Rp2.220 triliun.

Pemerintah China juga disebut akan memberikan bantuan tunai kepada masyarakat miskin dan memberikan voucher konsumsi senilai US$ 74 juta atau Rp 1,15 triliun untuk mendorong orang-orang berbelanja selama libur Golden Week.

Secara total, stimulus China ini sangat jumbo dan sebanding dengan jumlah APBN Indonesia yang berkisar Rp3000 triliun. Jadi, tidak heran jika alirah asing sedang beralih ke negeri tirai bambu tersebut untuk menikmati guyuran stimulus.

Baca:
Hidup Mati Cengkeh Dunia Ada di Tangan Indonesia, RI Tak Tergantikan


Sementara itu, Bank Indonesia (BI) harus terus memantau perkembangan ini guna menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah dampak negatif yang lebih dalam terhadap perekonomian domestik.

Jika rupiah makin merana, maka juga akan berdampak kepada pergerakan IHSG. Hal ini karena saham-saham yang rentan terhadap pergerakan rupiah, utamanya perbankan akan cenderung terbebani.

Teknikal Rupiah

Pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS terpantau mulai bergerak sideways setelah beberapa hari kokoh dalam tren penguatan.

Rupiah terkonsolidasi dari support Rp15.075/US$ yang didapatkan dari low candle intraday 20 September 2024, sementara resistance sebagai area untuk antisipasi jika terjadi pelemahan lagi di Rp15.190/US$, ini didapatkan dari garis rata-rata selama 100 jam atau Moving Average/MA 100.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Dolar AS ke Bawah Rp15.000 di Akhir Tahun? Ini Syaratnya

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Banyak Kabar Genting AS, Dolar Masih Bertahan di Rp 16.000

Read more