kode alam mimpi membunuh orang

2024-10-08 00:12:27  Source:kode alam mimpi membunuh orang   

kode alam mimpi membunuh orang,matahitam live,kode alam mimpi membunuh orang

Jakarta, CNBC Indonesia -Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional sebagai bentuk kebanggaan sekaligus penghargaan terhadap warisan budaya. Sebagai hasil karya seni warisan nusantara, berikut jenis-jenis batik di Indonesia.

Hari Batik Nasional ditetapkan setelah adanya pengakuan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO dalam sidang ke-4 Komite antar pemerintah pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi.

Batik pertama kali diperkenalkan ke dunia internasional oleh Presiden Soeharto pada saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca:
Kemenperin Tiba-Tiba Ingatkan Soal Industri Batik RI Ada Apa?

Kemudian oleh Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 dan resmi dikeluarkan pada 17 November 2009.

Kapan pertama kali batik dibuat tidak ada yang tahu pasti, namun sejarah batik di Indonesia erat kaitannya dengan perkembangan kerajaan Majapahit serta penyebaran ajaran Islam di Jawa.

Awal mula batik hanya digunakan dalam keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, kemudian mulai di produksi oleh umum dan menjadi populer dikalangan masyarakat. Batik tradisional menggunakan bahan pewarna alami yang terbuat dari tumbuhan seperti pohon mengkudu, soga, soda abu, serta lumpur.

Melansir dari laman kemendikbud, ragam jenis batik Indonesia berdasarkan dari teknik pembuatannya, dibedakan menjadi tiga jenis.

Berikut ini tiga jenis batik menurut teknik pembuatannya.

Batik Tulis

Batik tulis atau batik tradisional yang dibuat dengan menggambar langsung pola diatas kain dengan canting. Batik tulis memiliki warna dasar kain yang lebih muda dibanding pada goresan motifnya.

Biasanya batik tulis terlihat tidak terlalu simetris dan ukuran tiap motifnya tidak sama, bagian depan dan belakang kain yang ditulis akan memiliki warna, corak, dan motif yang sama persis serta tintanya terlihat tembus pandang.

Aroma kain yang dijadikan batik tulis memiliki aroma khas karena menggunakan pewarna alami. Serta harga dari batik tulis relevan lebih mahal karena proses pembuatannya lebih rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Batik Cap

Layaknya batik tulis, batik cap juga dibuat menggunakan lilin atau malam. Namun bedanya batik cap menggunakan bantuan cap untuk menghasilkan pola.

Warna dasar kain yang digunakan pada batik cap cenderung lebih tua dari goresan motifnya. Dan motif yang dihasilkan terlihat sederhana dan cenderung berulang.

Kain yang dipakai untuk batik cap hanya menghasilkan garis pola pada satu sisi kain saja dan aroma yang dihasilkan lebih menyengat dengan aroma lilin atau malam yang khas.

Batik Printing

Dari ketiga jenis pembuatan batik, hanya batik printing ini yang tidak menggunakan lilin melainkan menggunakan mesin modern, namun cara pembuataan ini masih menuai pro dan kontra.

Pada kain batik printing biasanya menggunakan warna-warna yang lebih meriah karena bisa ditambahkan bahan kimia untuk menghasilkan warna yang diinginkan.

Motif yang terbentuk dari hasil printing ini memiliki ciri khas motif yang rapi, simetris, serta cenderung sempurna.

Sama halnya batik cap, metode batik printing juga hanya menghasilkan corak batik pada satu sisi dalam satu pengerjaan. Serta aromanya sangat menyengat dan yang paling kuat diantara ketiga jenis kain batik lainnya karena menggunakan tinta kimia.

Baca:
Agenda Hari Ini Rabu 2 Oktober: Hari Batik Nasional - Pameran INACRAFT


Lebih lanjut, jenis batik berdasarkan motif, di setiap daerah Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Berikut ini 5 motif batik paling populer di berbagai daerah Indonesia.

1. Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)

Batik Tujuh Rupa merupakan salah satu batik khas dari Pekalongan, sebuah kota yang dikenal sebagai sentra batik pesisir di Jawa Tengah.

Batik ini dinamakan "Tujuh Rupa" karena motifnya biasanya terdiri dari tujuh unsur alam yang beragam, seperti tumbuhan, burung, bunga, dan ikan. Motif alam ini mencerminkan budaya masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan lingkungan alam.

Batik Tujuh Rupa umumnya memiliki warna-warna cerah seperti biru, merah, hijau, dan kuning, yang mencerminkan semangat dinamis dan keterbukaan masyarakat Pekalongan yang multikultural.

Karena itu, motif ini sering kali menjadi cerminan akulturasi budaya antara Jawa, Cina, dan Arab yang hidup berdampingan di wilayah tersebut.

Motif Batik Batik Tujuh RupaFoto: Google Image
Motif Batik Batik Tujuh Rupa

2. Batik Gentongan (Madura)

Batik Gentongan berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur, yang memiliki karakteristik kuat dalam penggunaan warna-warna terang dan motif-motif yang tegas.

Nama "Gentongan" diambil dari kata "gentong," yakni wadah tanah liat besar yang digunakan dalam proses pewarnaan batik ini.

Batik Gentongan diwarnai menggunakan teknik rendam, di mana kain direndam berulang kali di dalam gentong yang berisi larutan pewarna alami.

Proses ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang lama, sehingga hasil akhirnya berupa kain batik dengan warna-warna cerah yang khas, seperti merah, ungu, hijau, dan biru.

Motif-motif Batik Gentongan sering kali menggambarkan elemen-elemen flora dan fauna, namun dengan sentuhan geometris yang lebih abstrak. Kekuatan warnanya yang mencolok mencerminkan semangat dan ketegasan karakter masyarakat Madura.

Motif Batik GentonganFoto: Google Image
Motif Batik Gentongan

3. Batik Kraton (Yogyakarta)

Batik Kraton merupakan salah satu jenis batik yang paling sarat akan makna filosofis karena awalnya hanya digunakan oleh kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan di Yogyakarta. Motif-motif Batik Kraton memiliki makna yang sangat mendalam dan simbolik.

Contoh motifnya seperti "Parang" yang melambangkan kekuatan dan keteguhan, serta "Sido Asih" yang melambangkan harapan akan kehidupan yang harmonis dan penuh kasih sayang.

Motif ini biasanya memiliki pola berulang yang menampilkan bentuk-bentuk geometris dengan sentuhan garis halus, yang menggambarkan keteraturan dan keseimbangan dalam kehidupan manusia.

Selain itu, Batik Kraton menggunakan warna-warna yang lebih tenang dan elegan seperti coklat, krem, dan putih, mencerminkan wibawa dan ketenangan seorang bangsawan.

Detail kain batik dengan varian motif parang yang digulung dulunya terbatas untuk penggunaan kerajaan, Indonesia. Jawa. 20thc Yogyakarta, Jawa. (Werner Forman/Universal Images Group/Getty Images)Foto: Detail kain batik dengan varian motif parang yang digulung dulunya terbatas untuk penggunaan kerajaan, Indonesia. Jawa. 20thc Yogyakarta, Jawa. (Getty/Werner Forman)
Detail kain batik dengan varian motif parang yang digulung dulunya terbatas untuk penggunaan kerajaan, Indonesia. Jawa. 20thc Yogyakarta, Jawa. (Werner Forman/Universal Images Group/Getty Images)

4. Batik Sogan (Solo)

Batik Sogan, berasal dari Solo, memiliki kemiripan dengan Batik Kraton Yogyakarta karena sejarahnya yang juga terkait dengan kerajaan Jawa. Batik ini dikenal dengan warnanya yang dominan coklat tua atau sogan, yang menciptakan kesan elegan dan klasik.

Motif-motif Batik Sogan banyak terinspirasi dari kehidupan istana, flora, serta motif parang. Motif "Kawung" misalnya, merupakan simbol dari kemurnian hati dan niat yang tulus, sementara motif "Truntum" melambangkan cinta yang tumbuh kembali.

Batik ini lebih sering digunakan dalam upacara adat Jawa, seperti pernikahan, dan menjadi simbol kebesaran dan kebijaksanaan dalam budaya Jawa.

Proses pembuatan Batik Sogan juga lebih rumit karena menggunakan teknik pewarnaan alami dan pengerjaan yang detail.

Motif Batik SoganFoto: Google Image
Motif Batik Sogan

4. Batik Mega Mendung (Cirebon)

Batik Mega Mendung merupakan batik khas Cirebon, Jawa Barat, yang sangat terkenal karena motifnya yang unik dan berbeda dari batik daerah lain.

Motif ini menampilkan bentuk awan yang mengambang di langit, yang terinspirasi dari pengaruh budaya Cina. Awan dalam Batik Mega Mendung melambangkan ketenangan, kesabaran, dan perlindungan.

Filosofi ini mencerminkan harapan agar manusia dapat tetap tenang dan berpikir jernih dalam menghadapi masalah kehidupan, sama seperti awan yang selalu bergerak dan berubah bentuk.

Warna-warna yang digunakan pada Batik Mega Mendung umumnya adalah biru tua, merah, dan hitam, yang memberikan kesan kokoh namun tetap elegan. Batik ini sering kali digunakan dalam upacara-upacara adat di Cirebon, terutama oleh para pemimpin atau tokoh adat, sebagai simbol kebijaksanaan dan kesabaran.

Motif Batik Mega Mendung (Infobatik.id)Foto: Motif Batik Mega Mendung (Infobatik.id)
Motif Batik Mega Mendung (Infobatik.id)

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Read more