surga lotre login

2024-10-07 23:51:54  Source:surga lotre login   

surga lotre login,kingkongtoto,surga lotre login

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai negara yang berada di tiga lempeng tektonik aktif, Indonesia rentan terhadap bencana alam. Sejarah dunia berulangkali mencatat bencana alam terbesar di dunia berasal dari Indonesia.

Salah satu yang terdahsyat adalah letusan supervolcanoToba 74.000 tahun lalu. Gunung api Toba kini memang sudah tiada. Namun, jejaknya bisa terlihat dalam bentang alam Danau Toba yang sebenarnya adalah kaldera gunung api. Akibat terisi air, kaldera berubah menjadi danau yang kini jadi terluas di Asia Tenggara dan Indonesia. 

Ketika meletus pada 74.000 tahun lalu, Gunung Toba memuntahkan 2.800 km3material dan menewaskan 90% penduduk bumi masa pra-sejarah. Angka ini jauh lebih besar dibanding erupsi Gunung Tambora (1815) dan erupsi Gunung Krakatau (1883). 

Kedua erupsi tersebut tercatat jelas oleh manusia. Bagaimana letusan menghasilkan tsunami maha besar dan mengganggu dinamika iklim di dunia.

Namun, khusus erupsi Toba tak ada kesaksian manusia, tapi kita bisa membayangkan sedahsyat apa letusannya. 

Dalam riset "Supererupsi Toba 74.000 tahun lalu" (2013) diketahui, dari satu titik letusan di ujung Sumatra, jejaknya bisa terlihat di banyak kawasan dunia. Di Samudera Hindia, Teluk Bengala, hampir seluruh Asia Selatan, China, dan Arab terdapat jejak endapan abu volkanik Toba.

Paling besar berada di India. Riset menyebut terdapat 4.000.000 km2 abu vulkanik yang menutupi kawasan. Dari sini, diperkirakan letusan Toba mencapai 50-80 Km dan berdurasi 9-14 hari. Plus, letusan tersebut juga ditengarai mencapai 0,42 juta megaton TNT atau setara 21 juta kali bom atom Hiroshima. 

Ketika Toba meletus, abu halus dan aerosol dalam jumlah besar berada di atmosfer. Tercatat sampai 10 miliar ton aerosol di atmosfer. Dampaknya, sinar matahari tak bisa menembus abu, sehingga dunia mengalami penurunan 4oC.

Alhasil, musim dingin terjadi tiada henti selama 6-10 tahun. Ketika suhu menurun, praktis kehidupan dunia juga berubah. Tiada matahari, membuat fotosintesis tumbuhan tak berjalan, sehingga membuatnya gagal bertumbuh. Saat gagal, produksi makanan manusia turut terganggu yang kemudian berdampak pada degradasi populasi manusia. 

A. Gibbsons dalam "Pleistocene Population Explosions" (1993) menyebut, populasi manusia usai letusan Toba menurun drastis. Dari semula 100.000 individu berubah menjadi 10.000. Alias 90% manusia musnah.

Ketika ini terjadi, mereka yang masih hidup bermigrasi.  Proses migrasi ini kemudian membuat ras modern manusia makin bervariasi yang dibuktikan hari ini.

Entah suatu "keberuntungan" atau tidak, letusan Toba terjadi ketika bumi masih sepi penghuni. Berbeda kasus dengan letusan Tambora dan Krakatau ketika manusia sudah banyak. Bisa dibayangkan, ketika Toba meletus di tahun 1800-an, berapa miliar orang yang sudah tewas. 

Kini, Toba sudah tertidur lelap. Banyak para ahli mengatakan Toba sudah tak bisa lagi aktif atau meletus. Meski begitu, matinya Toba seharusnya tak membuat kita abai terhadap aktivitas tektonik dan vulkanik. 

Jejaknya yang terlihat kini menyisakan Danau Toba di Sumatra Utara. 

Danau ini terbentuk dari keberadaan kawah vulkanik akibat erupsi yang sangat besar disertai dengan runtuhnya batuan penyangga ke dalam dapur magma di dalam gunung. Yang kemudian disebut sebagai kaldera.

Mengutip situs resmi Kemenpareakraf, Danau Toba memiliki panjang 100 km dan lebar 30 km. Kedalaman Danau Toba berkisar pada 500 meter, dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter.

Sekalipun teknologi semakin canggih, belum ada yang mampu memprediksi datangnya dua aktivitas tersebut. Maka, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah belajar berdamai dengan alam.


(mfa/mfa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Tanggul Pantai Jakarta Sepanjang 11 Km Bakal Rampung di 2025

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Petaka Hantam 'Paru-Paru Bumi', Banjir bak Lautan-90 Orang Tewas

Read more