dewaslot99 vip

2024-10-08 03:32:52  Source:dewaslot99 vip   

dewaslot99 vip,kode alam membunuh orang,dewaslot99 vipJakarta, CNN Indonesia--

Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Forum Rektor Indonesia(FRI) Mohammad Nasih tak setuju dengan desakralisasi gelar profesor yang diserukan oleh Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Fathul Wahid.

Menurutnya, para profesor justru harus menjaga muruah gelar tersebut sebagai jabatan tertinggi di dunia akademik.

Lihat Juga :
Ogah Dipanggil Prof, Rektor UII Turut Kritik Kampus Obral Gelar

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya, proporsional saja. Kapan dan dalam kondisi apa profesor digunakan. Ketika bertindak sebagai manajer, pengelola, atau administratur ya enggak perlu pakeProf," jelasnya.

Sebaliknya, kata Nasih, ketika seseorang yang mempunyai gelar itu melakukan kegiatan akademis, maka gelar tersebut dibutuhkan.

Lihat Juga :
Alasan Rektor UII Ogah Dipanggil Profesor

"Ketika dalam posisi dan berperan sebagai akademisi dan atau pendidik ya tetap perlu profesor disebutkan," ucapnya.

Sebelumnya, Fathul Wahid meminta agar semua gelar akademiknya tak dicantumkan ke dalam surat, dokumen, serta produk hukum kampusnya.

Hal itu tertuang melalui Surat Edaran Nomor: 2748/Rek/10/SP/VII/2024 yang dialamatkan kepada seluruh pejabat struktural di lingkungan UII dan diteken oleh Fathul Wahid sendiri, Kamis (18/7).

"Dalam rangka menguatkan atmosfir kolegial dalam tata kelola perguruan tinggi, bersama ini disampaikan bahwa seluruh korespondensi surat, dokumen, dan produk hukum selain ijazah, transkrip nilai, dan yang setara itu dengan penanda tangan Rektor yang selama ini tertulis gelar lengkap 'Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.' agar dituliskan tanpa gelar menjadi 'Fathul Wahid'," demikian isi surat edaran tersebut.

Lihat Juga :
Rektor UII Sentil Gelar Akademik Komersial: Jangan Panggil Saya Prof

Fathul mengaku ingin mendesakralisasi jabatan profesor dan membuat kultur yang lebih kolegial. Dengan begitu, dia berharap gelar tersebut tidak lagi membuat banyak pihak mengejar dengan menghalalkan segala cara untuk mendapat gelar tersebut.

"Dengan segala hormat, sebagai upaya desakralisasi jabatan profesor, kepada seluruh sahabat, mulai hari ini mohon jangan panggil saya dengan sebutan prof," tulis Fathul dalam unggahan facebooknya, dikutip Jumat (19/7).

"Para sahabat profesor yang setuju, ayo kita lantangkan tradisi yang lebih kolegial ini. Dengan desakralisasi ini, semoga jabatan profesor tidak lagi dikejar oleh banyak orang, termasuk para pejabat dan politisi, dengan menghalalkan semua cara," imbuhnya.

(yla/pmg)

Read more