nxhoki

2024-10-08 05:49:40  Source:nxhoki   

nxhoki,gwinbola rtp,nxhokiJakarta, CNN Indonesia--

Junta Myanmarmelakukan serangan udara di salah satu konser di wilayah etnis Kachin, Maynmar bagian utara, pada Senin (24/10) malam waktu setempat.

Mengapa wilayah etnis Kachin jadi sasaran pembantaian oleh junta militer Myanmar?

Kachin di Myanmar termasuk kelompok etnis yang secara gamblang angkat senjata atas kebengisan junta militer Myanmar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor informasi junta militer Myanmar mengonfirmasi serangan terhadap markas milisi itu.

"[Serangan itu merupakan] operasi yang dibutuhkan [sebagai respons tindakan] teroris," demikian menurut junta militer, seperti dikutip Associated Press.

Serangan itu terjadi saat kelompok pemberontak Organisasi Kemerdekaan Kachin (OKI) tengah merayakan hari jadi mereka dengan konser.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, perayaan tersebut digelar untuk merayakan kampanye organisasi guna menyerukan otonomi di daerah itu, demikian laporan Associated Press.

OKI didirikan pada 25 Oktober 1965. Organisasi ini memiliki sayap militer yang disebut KIA.

KIA selama ini berjuang memerangi pemerintah dan militer Myanmar demi otonomi negara yang lebih besar.

Usai militer melakukan kudeta tahun lalu, KIA meluncurkan operasi militer bersama pasukan anti-rezim di Kachin.

Lihat Juga :
4 Kontroversi PM Baru Rishi Sunak: Tidak Punya Teman Buruh-Pamer Roti

Seorang juru bicara Asosiasi Seniman Kachin mengatakan pesawat militer menjatuhkan empat bom saat konser berlangsung sekitar pukul 20.00 waktu setempat.

Orang-orang yang menghadiri konser itu segera berlari untuk menyelamatkan diri. Namun, beberapa orang tewas imbas bom junta.

AP melaporkan sekitar 80 orang tewas, sementara BBCmenyebut 50 orang tewas dan ratusan lain mengalami luka-luka.

Namun, junta membantah membombardir konser. Mereka juga menepis informasi yang menyebut penyanyi dan warga sipil tewas.

Lihat Juga :
Apa itu 'Bom Kotor' yang Jadi Momok Perang Rusia vs Ukraina?

Juru bicara KIO Kolonel Naw Bu mengatakan junta tahu betul perayaan itu yang digelar di Kachin. Serangan tersebut, katanya, sengaja dirancang untuk menargetkan kerumunan sipil.

"Mereka menembaki warga sipil, bukan musuh. Ini adalah tindakan jahat, dan ini adalah kejahatan perang. Kami berduka atas kematian orang-orang kami, kata Naw Bu, seperti dikutip The Irrawaddy pada Senin.

Beberapa saksi mata mengatakan gedung dan bangunan lain di sekitar lokasi kejadian turut hancur.

Insiden itu merupakan serangan yang paling mematikan sejak kudeta 2021 lalu.

Sejumlah komunitas dan organisasi internasional pun tak luput mengecam tindakan ini. Salah satunya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Tindakan yang tampaknya penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tindak proporsional oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap warga sipil tak bersenjata seperti itu tak bisa diterima," demikian menurut PBB.

Lihat Juga :
Rishi Sunak, PM Inggris Baru yang Lebih Tajir dari Raja Charles III

Myanmar berada dalam gejolak usai militer melancarkan kudeta pada Februari 2021 lalu.

Hari-hari setelah itu demo terjadi di hampir seluruh negeri. Namun, junta menanggapi dengan kekuatan berlebih.

Mereka juga tak segan membunuh dan menangkap siapa saja yang menentang pemerintahannya.

(isa/bac)

Read more