toyo188

2024-10-08 03:46:53  Source:toyo188   

toyo188,miototo login,toyo188Jakarta, CNN Indonesia--

Sejumlah anggota ASEAN disebut negara serumpun karena berbagai faktor. Mereka yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.

Saat berkunjung ke Indonesia, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bahkan mengatakan kedua negara satu sejarah dan dipisahkan oleh kolonial.

Lihat Juga :
Israel Minta Pasukan Internasional Urus Gaza, Palestina Menolak Keras

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa keempat negara Asia Tenggara ini disebut serumpun?

Berdasarkan sejumlah sumber, Indonesia dan Malaysia disebut satu rumpun karena persamaan nenek moyang yakni ras Malayan Mongoloid (Ras Asia Tenggara).

Ciri-ciri ras Malayan Mongoloid di antaranya kulit kuning hingga sawo mata, mata hitam, berambut gelap, dan tinggi rata-rata sekitar 150-165 cm.

Akademisi dan pakar tentang Malaysia, Maimun Aqsa Lubis, mengatakan Indonesia dan Negeri Jiran dianggap serumpun karena letak geografis, latar belakang budaya yang sama, dan bahasa sehari-hari yang digunakan.

Lihat Juga :
Astronot Stasiun ISS Berlindung usai Satelit Rusia Meledak di Orbit

Melayu menjadi bahasa resmi Malaysia dan Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Kedua bahasa ini memiliki banyak persamaan.

"Kedua negara dikenal sebagai negara serumpun karena memiliki banyak kesamaan akar budaya, sejarah kerajaan­, agama, bahkan keturunan yang sama," kata Maimun saat menyampaikan kuliah di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, pada 2022, dikutip dari situs universitas itu.

Kondisi ini, lanjut dia, membuat kedua negara pada awalnya memiliki identitas bersama atau collective identity yang memudahkan mereka dalam berhubungan dan menyelesaikan masalah.

Lihat Juga :
Upin & Ipin Gambaran Malaysia Negara Melayu dengan Beragam Etnis

Beberapa sumber juga menyebut kedua negara dikenal sebagai negara serumpun karena punya akar sejarah hingga kerajaan yang sama.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Sekitar abad ke-9, Kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di Palembang, memperluas kekuasaan sampai ke Malaysia, Singapura, bahkan Kamboja. Seiring berjalannya waktu, kerajaan ini runtuh hingga muncul era kolonialisme.

Sejumlah negara seperti Inggris, Belanda, dan Portugis menjajah beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia.

Pada 1842, Kesultanan Malaka atau yang sekarang Malaysia jatuh ke tangan Inggris melalui Perjanjian Inggris-Belanda.

Saat kolonialisme negara-negara Eropa merongrong Asia Tenggara, Indonesia berusaha memerdekakan sendiri. Barulah pada 1945, Indonesia menyatakan diri mereka, berdaulat, dan diakui negara lain.

Lihat Juga :
Pesawat Israel Mendarat Darurat di Turki, Staf Bandara Tolak Isi BBM

Sementara itu, Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1957.

Lalu pada 1960-an, Inggris ingin membentuk Negara Federasi Malaysia mencakup Singapura dan Brunei.

Indonesia menentang keras rencana tersebut. Konflik antar Malaysia dan Indonesia pun pecah.

Di awal-awal kemerdekaan, sejumlah tokoh politik Indonesia mengusung gagasan Indonesia Raya mencakup Hindia Belanda, Timor Portugis, Malaya, dan Borneo.

Di samping konflik Indonesia dan Malaysia yang berkecamuk, pada 1960-an Singapura juga dalam masa gonjang-ganjing. Ketika itu, Singapura masih menjadi bagian Malaysia.

Lihat Juga :
Tak Bisa Dituntut, Mahkamah Agung AS Putuskan Trump Kebal Hukum

Kemudian pada 1965, Singapura melepas diri dari Malaysia dan menjadi negara merdeka.

Lalu pada 1966, konfrontasi Indonesia-Malaysia berakhir setelah presiden pertama RI Soekarno dilengserkan.

Kemudian pada 1984, Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan dari Inggris dan resmi menjadi negara, demikian dikutip dari Britannica.

Brunei juga mendapat jaminan soal pengakuan negara dari Malaysia dan Indonesia sehingga tak ada potensi menyatukan kembali wilayah-wilayah yang kini sudah berdaulat.

Read more