casaprize toto

2024-10-07 23:50:25  Source:casaprize toto   

casaprize toto,ahm b2e login,casaprize totoJakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan ketegasannya dalam mendukung Palestina dan tak gentar meski mendapat ancaman dari Barat.

Pada Selasa (24/10), Anwar menghadiri aksi solidaritas dukung Palestina di Stadion Axiata Arena, Kuala Lumpur. Ia mengkritik negara Barat yang lantang menyuarakan hak asasi manusia tetapi bisu soal Palestina.

Usai menyampaikan orasi itu, Anwar mengaku mendapat ancaman dari parlemen Eropa. Dia mengaku tak gentar dan akan terus menyuarakan dukungan ke Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Rusia dan China Veto Resolusi AS di DK PBB Soal Israel vs Hamas

"Ada suara-suara sumbang yang mempersoalkan mengapa Malaysia perlu begitu lantang menyuarakan isu Palestina," kata Anwar.

[Gambas:Twitter]

Ia kemudian berujar, "Mana mungkin kita bicara dengan aman dan tenang apabila ada saudara kita yang dibunuh dan diseksa di Gaza, hospital dimusnahkan dan sekolah dihancurkan."

Pengamat studi Timur Tengah dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii menilai sikap Anwar yang demikian tak lepas dari latar belakang dia sebagai aktivis.

"Saya kira ini terkait standing point dia sebagai pemimpin yang memiliki latar belakang aktivis," ujar Sya'roni kepada CNNIndonesia.compada Rabu (25/10).

Saat muda, Anwar merupakan aktivis yang tergabung dalam Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Sya'roni mengatakan pengalaman itu membuat dia memiliki sudut pandang yang khas dalam melihat konflik Israel-Palestina.

Selain itu, Malaysia merupakan negara yang memegang nilai-nilai agama khususnya Islam dan mayoritas penduduk merupakan umat Muslim.

"Sehingga tidak heran sikap pemerintahannya seperti itu," ujar Sya'roni.

Lihat Juga :
Pemimpin Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam Bertemu, Bahas Apa?

Bagaimana cara Anwar raih dukungan?

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Sultan Zainal Abidin di Malaysia, Suyatno Ladiqi, menyampaikan pandangan serupa.

Dia menilai kebijakan luar negeri Malaysia sejak dulu mendukung perjuangan Palestina.

"Ini juga seiring dengan arus besar politik dalam negeri yang mayoritas menyuarakan hal yang sama," kata Suyatno.

Anwar, lanjut dia, juga meneruskan tradisi politik pendahulu yang searus dalam mendukung Palestina.

Lebih lanjut, Suyatno menyebut Anwar tak memiliki dukungan di tiga provinsi yang dikuasai Partai Islam Se-Malaysia (PAS).

Lihat Juga :
Kemenkes Gaza: Lebih dari 700 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam

"Tentu Anwar juga tidak mau kehilangan dukungan di propinsi lainnya karena arus besar politiknya mendukung Palestina," ujar Suyatno.

PAS memiliki pengaruh politik yang cukup kuat di Kelantan, Trengganu, dan Kedah.

Pada Agustus lalu, Malaysia menggelar pemilihan umum negara bagian. Pemilu ini membuat lanskap politik di Negeri Jiran dalam bahaya.

Lanjut di halaman berikutnya...

Koalisi Anwar, yang terdiri dari Pakatan Harapan dan Barisan Nasional, memang mampu menahan oposisi dari Perikatan Nasional dan PAS. Namun, geng Anwar kehilangan suara di daerah pemilihan yang mayoritas penduduknya Melayu.

Koalisi Pakatan Harapan dan BN ini hanya berhasil meraup suara di Negeri Sembilan, Penang, dan Selangor.

Direktur Konsultan Politik Bower Group Asia, Adib Zalkapli, mengatakan hasil itu merupakan kemunduran bagi koalisi Anwar, tetapi juga menjadi tanda proses pendewasaan demokrasi di Malaysia.

Kemampuan oposisi untuk menampilkan dirinya sebagai partai politik baru menarik banyak pemilih muda.

"Juga jangan mengabaikan fakta bahwa mereka memiliki daya tarik Islami, terutama di kalangan pemilih muda Muslim, yang menjadi lebih religius," kata Zalkapli, dikutip CNBCpada Agustus lalu.

Lihat Juga :
Kenapa Duet China-Rusia Kompak Veto Resolusi AS di PBB soal Gaza?

Malaysia merapat ke China?

Kembali soal dukungan Malaysia ke Palestina membuat Anwar mendapat ancaman dari parlemen Eropa. Namun, dia tak menyebut siapa dan dari negara mana yang telah memberikan ancaman itu.

Anwar juga mengatakan dirinya tak takut dengan ancaman tersebut. Barat, dalam perang Israel dan Hamas, mendukung penuh ke pemerintah Benjamin Netanyahu.

Sikap Anwar yang begitu tegas bisa saja membuat Malaysia berjarak dengan Barat apalagi setelah ada ancaman.

Menyoal isu itu, Suyatno menilai Anwar sudah memperhitungkan sikap Barat karena ketegasan dia. Pengamat tersebut juga tak menampik Malaysia mulai merapat ke China.

"Jaga jarak [dengan Barat] memang dilakukan Malaysia karena kepentingan untuk mendapat dukungan ekonomi China adalah pilihan realistis," ujar Suyatno.

Lihat Juga :
Israel Balas Serang Rudal yang Ditembakkan Lebanon

Anwar tegas, bagaimana RI?

Pengamat dari Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan ada perbedaan antara sikap PM Malaysia itu dengan pemerintah Indonesia.

"Dari dulu sikap Malaysia memang keras dan bahkan tidak takut akan tekanan Amerika Serikat," kata Yon.

Dia kemudian berujar, "Indonesia walaupun secara politik memberikan dukungan kepada Palestina tetapi masih menimbang kemungkinan munculnya tekanan dari AS."

Yon juga mengungkapkan Malaysia menjalin hubungan secara resmi dengan Hamas dan memberikan kesempatan perwakilan Hamas membuka kantor cabang di Negeri Jiran.

"Berbeda dengan pemerintah Indonesia yang hanya membatasi hubungan formal dengan otoritas Palestina yang dikuasai kelompok Fatah," kata Yon.

Lihat Juga :
PM Anwar Ungkap Diancam Parlemen Eropa usai Demo Dukung Palestina

Pada 16 Oktober, Anwar bahkan bahkan blak-blakan telah berbicara dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh via telepon.

Dalam pembicaraan itu, dia mengekspresikan dukungan Malaysia dan menyerukan gencatan senjata.

Di awal perang Anwar juga dengan tegas mengecam serangan Israel ke Palestina. Dia sering menyampaikan dukungan untuk Palestina dalam forum-forum hingga unggahan di media sosial.

"Indonesia walaupun secara politik memberikan dukungan kepada Palestina tetapi masih menimbang kemungkinan munculnya tekanan dari AS," kata Yon.

Read more