mimpi bawa mobil

2024-10-08 05:50:51  Source:mimpi bawa mobil   

mimpi bawa mobil,asianbookie indonesia,mimpi bawa mobilJakarta, CNN Indonesia--

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober lalu merupakan salah satu insiden paling mematikan sepak bola dunia hingga menewaskan setidaknya 131 orang.

Kerusuhan berujung kepanikan massal hingga desak-desakan antara penonton atau stampede itu juga menjadi sorotan media internasional dari berbagai negara.

Lihat Juga :
Investigasi Media AS Ungkap Detik-detik Tragedi Kanjuruhan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Momen Tragedi Kanjuruhan

Berbagai media asing ramai-ramai mengabarkan tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10). Kala itu, jumlah korban tewas mencapai 127 orang dan menggemparkan dunia.

Tragedi ini terjadi kala Arema FC kalah melawan Persebaya dalam pertandingan hari itu.

The Guardianmenjadi salah satu yang memberitakan tragedi Kanjuruhan tersebut, dengan menurunkan berita berjudul "More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match." (Lebih dari 120 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di pertandingan sepak bola Indonesia).

The New York Times juga ikut menulis berita soal Kanjuruhan, dengan judul "Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Dead" (Ricuh di pertandingan sepak bola Indonesia menewaskan beberapa fans tewas).

Selain itu, media Inggris The Mirrorturut menyoroti tragedi Kanjuruhan. Mereka menayangkan berita berjudul, "Dozens of football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended." (Lusinan suporter sepak bola tewas di kerusuhan massal yang melibatkan tembakan gas air mata, dan liga dihentikan).

[Gambas:Video CNN]

2. Puluhan Anak Tewas 

Beberapa media asing menyoroti jumlah anak-anak yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

The Straits Times, media Singapura, menjadi salah satu media yang mengangkat korban anak-anak dalam peristiwa tersebut.

"32 anak-anak di antara 125 korban tewas dalam tragedi stampede, tim investigasi dibentuk," bunyi judul artikel The Straits Timespada Senin (3/10).

Media Singapura lainnya, yakni Channel NewsAsia, turut menyoroti korban anak-anak di tragedi Kanjuruhan.

"Setidaknya 32 anak-anak meninggal dalam bencana di stadion Indonesia, kepala polisi dipecat," demikian judul artikel Channel NewsAsia.

Media AustraliaABC News,media ChinaThe South China Morning Post, portal berita AS CNBC, sampai kantor berita AFPdan Reutersturut memberitakan puluhan anak meninggal dalam tragedi sepak bola paling mematikan dalam puluhan tahun terakhir itu.

Pilihan Redaksi
  • Zelensky Yakin Putin Tamat jika Nekat Pakai Senjata Nuklir
  • RI Tolak Debat Isu Muslim Uighur di PBB, Tapi Vokal Isu Palestina
  • Usai Usik Ukraina, Elon Musk Nilai Taiwan Mesti 'Menyerah' ke China

3. Penggunaan Gas Air Mata 

Sejumlah media asing juga menyinggung soal penggunaan gas air mata yang dilakukan polisi untuk mengendalikan massa.

"Polisi Dikecam setelah 125 Orang Tewas dalam Serbuan Stadium di Indonesia," demikian judul artikel dari media Singapura Channel NewsAsia.

Selain Channel NewsAsia, media Inggris The Guardian danBBCturut menyoroti penggunaan gas air mata oleh polisi Indonesia dalam menyikapi kerusuhan di Kanjuruhan.

"Tragedi Sepak Bola Indonesia: Pertanyaan Mencuat terkait Respons Kepolisian," bunyi judul artikel The Guardian.

Laporan mendalam koran AS The Washington Post bahkan mencatat ada sekitar 40 tembakan gas air mata, flare, dan sejenisnya dilontarkan aparat keamanan di stadion. Hal itu didapat surat kabar itu setelah mengusut jejak video amatir saksi mata yang sudah diverifikasi hingga cerita dari mereka yang ada di lokasi kejadian.

Media asing soroti perlunya reformasi Polri, baca di halaman berikutnya >>>

4. Reformasi Polri

Media Amerika Serikat, Bloomberg, membahas kemungkinan tragedi Kanjuruhan mendesak Presiden RI Joko Widodo untuk mereformasi kepolisian.

Bloombergmerilis artikel bertajuk "Deadly Stampede Pressures Jokowi to Revamp Indonesia Police" pada Selasa (4/10).

"Tragedi mematikan dalam pertandingan sepak bola akibat polisi menembakkan gas air mata menambah tekanan terhadap Presiden Joko Widodo untuk menilik pasukan keamanan yang kerap dikritik atas kebrutalan dan korupsinya," demikian bunyi paragraf pertama artikel itu.

Lihat Juga :
Media AS Ungkap Detik-detik Tragedi Kanjuruhan, Pukul 21.39-21.50

Dalam artikel itu, Bloomberg menyoroti larangan FIFA menggunakan gas air mata di laga sepak bola. Meski begitu, kepolisian RI tetap menggunakan gas air mata dan membuat warga panik.

Warganet juga ramai-ramai mendesak pemecatan beberapa pejabat tinggi kepolisian.

"Kekecewaan publik terhadap polisi meningkat, terutama ketika mereka terlihat bertindak keras terhadap orang miskin dan tak menjalankan tugas dengan adil," ujar mantan pemimpin redaksi Tempo, Bambang Harymurti, dalam pemberitaan Bloomberg.

Ia kemudian berkata, "Tindakan polisi dapat memicu seruan untuk reformasi. Posisi Jokowi bisa lebih baik jika ia mengambil langkah tegas dan menyelidiki penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi."

5. Penetapan Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Beberapa media asing juga menyoroti Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang menetapkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan.

Media Jepang, NHK News, menuliskan laporan berjudul "3 Polisi, 3 Pihak lain menjadi Tersangka dalam Kerusuhan Sepak Bola Indonesia" pada Jumat (7/10) pagi.

Media Australia, ABC News, juga membuat laporan penetapan tersangka atas Tragedi Kanjuruhan.

Lihat Juga :
6 Perubahan Radikal China Selama Satu Dekade Xi Jinping Berkuasa

"Polisi Indonesia Sebut Enam Orang Hadapi Tuntutan Pidana usai Kerusuhan Sepak Bola," bunyi pemberitaan ABC News.

Media Malaysia,Malaysia Now, juga menyoroti keputusan Polri menetapkan enam tersangka dalam tragedi Kanjuruhan.

"6 Orang Hadapi Tuntutan Pidana usai Serbuan Sepakbola Indonesia," demikian artikel dari media tetangga RI itu.

Read more