layar sentuh jogja

2024-10-08 04:16:55  Source:layar sentuh jogja   

layar sentuh jogja,serie b klasemen,layar sentuh jogja

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,03% (month to month/mtm) pada Agustus 2024. Deflasi ini dipicu oleh penurunan harga pangan bergejolak a.l. bawang merah, daging ayam ras, tomat dan telur ayam ras.

Ini adalah deflasi dalam 4 bulan beruntun sejak Mei 2024. Indonesia sebelumnya pernah mengalami deflasi beruntun pada 1999, 2008 dan 2020.

"Deflasi Agustus 2024 ini lebih rendah dibandingkan Juli 2024, dan merupakan deflasi keempat pada 2024," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).

Baca:
Tarif KRL dan PPN Naik 2025, Siap-Siap Chilean Paradox Melanda RI

BPS membantah bawah deflasi ini menunjukkan pelemahan daya beli masyarakat. Menurut Pudji, deflasi empat bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply (pasokan) dimana panen beberapa komoditas tanaman pangan, holtikultura dan turunnya biaya produksi seperti pada livebird, dan juga sempat penurunan harga jagung pipilan untuk bahan pakan ternak, yang hal ini mendorong deflasi komoditas telur ayam ras, dan juga daging ayam ras.

Pudji menjelaskan deflasi masih terjadi pada sisi penawaran, jika ini kemudian diduga berdampak pada pendapatan masyarakat di subsektor hortikultura, peternakan, dan lainnya, maka BPS perlu mengkaji lebih lanjut untuk membuktikan asumsi tersebut.

Pemerintah dan otoritas moneter yakni Bank Indonesia (BI) menganggap bahwa deflasi yang terjadi empat bulan beruntun seiring dengan terus anjloknya angka PMI Manufaktur belum menjadi alarm yang menandakan aktivitas ekonomi domestik tengah melemah.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, kondisi itu disebabkan deflasi sendiri terjadi karena harga-harga pangan yang menurun drastis, yang menjadi pertanda bahwa pemerintah mampu mengendalikan harga pangan secara baik.

Baca:
Awal September, Jokowi Langsung Dapat 2 "Tamparan" Keras

"Enggak, enggak (alarm). Kan pangan yang pemicunya, berarti kan berhasil pengendalian pangan, jadi lebih ke pangan ya, kan pangannya deflasi gede," ujar Destry di Gedung DPD RI, Jakarta, dikutip Selasa (3/9/2024).

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menganggap, deflasi empat bulan beruntun yang terjadi di Indonesia ini tidak mencerminkan daya beli masyarakat yang tengah tertekan.

Ia mengatakan, ukuran daya beli masyarakat yang terlihat dalam inflasi biasanya tercermin dari terus tertekannya angka inflasi inti. Sementara, deflasi yang terjadi saat ini lebih karena anjloknya inflasi bahan pangan bergejolak atau volatile food.

Sebagaimana diketahui, angka inflasi inti per Agustus 2024 di level 0,20% naik tipis dari bulan sebelumnya di level 0,18%. Sementara itu, harga pangan bergejolak deflasi sebesar 1,24%, melanjutkan tren deflasi bulan sebelumnya di level 1,92%.

Baca:
Pemerintah Jamin Dana Makan Gratis Prabowo Bukan Dari Utang

"Kalau lihat dari core inflation-nya masih positif, mungkin bukan dari situ," kata Sri Mulyani saat ditemui di kawasan Gedung DPD RI, Jakarta.

"Kalau deflasi berasal dari harga pangan, itu kan memang diupayakan oleh pemerintah untuk menurunkan, terutama kan waktu itu inflasi dari unsur harga pangan kan cukup tinggi terutama dari beras, kemudian el nino, jadi kalau penurunan koreksi terhadap harga pangan itu menjadi tren yang positif," tegasnya.

Namun, Sri Mulyani mengingatkan pemerintah tentu tetap waspada terhadap data-data strategis tersebut. Hanya saja, ia menekankan, deflasi empat bulan beruntun itu tidak disebabkan angka inflasi inti yang ambruk, sehingga menandakan daya beli masyarakat turun.

"Kita akan tetap waspada ya, kalau kita lihat core inflation-nya masih cukup bagus dan masih tumbuh, ya itu oke," ungkap Sri Mulyani.


(haa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video:Alasan Pemerintah Tak "Cemas" Indonesia Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Sri Mulyani Beberkan Penyebab Warga RI Jarang Jajan Selama 2023

Read more