erek kepala desa

2024-10-08 06:05:51  Source:erek kepala desa   

erek kepala desa,mp888 slot,erek kepala desa

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga minyak mentah dunia bergerak beragam. Harga minyak mentah WTI terpantau menguat, sementara minyak mentah Brent justru terperosok di tengah bayang-bayang melemahnya permintaan minyak.

Pada perdagangan Senin (2/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka tercatat menguat 0,31% di level US$73,78 per barel. Namun, minyak mentah Brent justru anjlok 1,92% di level US$77,29 per barel.

Sementara itu, pada awal perdagangan hari ini Selasa (3/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka dibuka naik tipis 0,03% di level US$73,8 per barel. Berbeda dengan minyak mentah Bret yang dibuka melemah 0,21% di level US$77,13 per barel.

Baca:
Bos Pertamina Beberkan Langkah Penuhi Kebutuhan BBM RI

Harga minyak Brent anjlok dalam perdagangan Asia pada hari Selasa karena kekhawatiran tentang ekonomi yang lesu di China yang dapat berefek pada penurunan permintaan minyak, di tengah kabar buruk dari wilayah Timur Tengah mengenai blokade fasilitas produksi minyak di Libya.

"Harga minyak tetap tertekan karena kekhawatiran turunnya permintaan China. Data PMI yang lebih lemah dari perkiraan selama akhir pekan tidak akan banyak membantu meredakan kekhawatiran ini," ujar Warren Patterson dari ING.

Indeks manajer pembelian (PMI) China mencapai titik terendah dalam enam bulan pada bulan Agustus. Pada hari Senin, China mencatat penurunan pertama dalam pesanan ekspor baru dalam delapan bulan pada bulan Juli, dan mengatakan harga rumah baru tumbuh pada bulan Agustus pada laju terlemahnya tahun ini.

"Kegelisahan permintaan ini jelas lebih dari sekedar mengimbangi gangguan pasokan dari Libya," ujar Patterson.

Misi Dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya mengatakan pihaknya mengadakan pembicaraan pada hari Senin untuk menyelesaikan perselisihan atas kendali bank sentral yang memicu blokade komoditas paling berharga di negara itu, yang mengakibatkan produksi minyak menjadi kurang dari setengah dari tingkat biasanya.

Ekspor minyak di pelabuhan Libya tetap terhenti pada hari Senin dan produksi dibatasi, menurut enam teknisi kepada Reuters.

Perusahaan Minyak Nasional (NOC) Libya mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menyatakan force majeure pada ladang minyak El Feel sejak 2 September.

Total produksi telah anjlok menjadi sedikit lebih dari 591.000 barel per hari pada 28 Agustus dari hampir 959.000 barel per hari pada 26 Agustus, menurut NOC. Produksi berada pada sekitar 1,28 juta barel per hari (bph) pada 20 Juli.

Baca:
Ini Jurus ESDM Capai Target Produksi Minyak 605.000 Barel di 2025

Delapan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan afiliasinya, yang dikenal sebagai OPEC+, dijadwalkan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober, sebuah rencana yang menurut sumber industri kemungkinan akan terus berlanjut terlepas dari kekhawatiran permintaan.

Survei Reuters pada hari Senin menemukan bahwa produksi minyak global bulan lalu turun ke level terendah sejak Januari.

Kekhawatiran pasokan makin parah setelah dua kapal tanker minyak diserang pada hari Senin di Laut Merah di lepas pantai Yaman tetapi tidak mengalami kerusakan besar. Kelompok Houthi yang didukung Iran mengaku akan bertanggung jawab tentang hal itu.

Selain itu gangguan minyak juga terjadi di Rusia, kilang minyak Gazpromneft Moskow milik Rusia menghentikan operasi di satu unit untuk perbaikan. Sebelumnya telah terjadi kebakaran pada hari Minggu usai serangan pesawat nirawak di pabrik tersebut, yang memproses 11,6 juta ton minyak mentah tahun lalu.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Video: Timur Tengah Kian Panas, Emas & Minyak Ikut Membara?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Harga Minyak Anjlok Gegara Cadangan Naik & The Fed yang Labil

Read more