live draw taiwan lottery

2024-10-08 00:32:09  Source:live draw taiwan lottery   

live draw taiwan lottery,erek erek kutilang,live draw taiwan lottery

Jakarta, CNBC Indonesia -Indonesia akhirnya resmi menginjeksikan bauksit perdana ke Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang beroperasi di Mempawah, Kalimantan Barat. SGAR Fase 1 ini milik PT Bornea Alumina Indonesia (BAI) yang akan mengolah bauksit menjadi alumina hingga aluminium.

Dengan dioperasikannya SGAR Mempawah ini, nilai tambah dari ekspor bauksit akan lebih besar dari sebelumnya. Diperkirakan, nilai tambahnya menembus 16 kali lipat.

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Niko Kanter menyatakan, proyek SGAR Fase 1 merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan mengintegrasikan pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang di produksi ANTM dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Baca:
Hari Ini Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit Perdana Proyek Rp25,6 Triliun

"Jadi ini bukti wujud dari adanya sinergi antara Antam dan PT Inalum ,tentu di bawah naungan MIND ID. Kita buktikan bahwa dengan pengintegrasian bauksit, rantai bauksit bisnis di Indonesia ini, bauksit yang diproduksi Antam disuplai ke PT BAI, ini akan jadi bahan baku buat aluminium dari Inalum," ungkap Niko ditemui di Mempawah, Selasa (24/9/2024).

Niko memastikan, akan ada peningkatan nilai tambang hingga 5 kali lipa tatkala bauksit diolah dan dimurnikan menjadi alumina. Kelak, ketika alumina menjadi aluminium akan ada peningkatan nilai tambah menjadi 16 kali lipat.

"Nantinya untuk jadi aluminium akan di kisaran 16 kali (nilai tambah). Jadi besar sekali. Ini yang membuat proyek ini akan jadi kebanggaan dan menunjukkan nilai tambah akan dari Indonesia, karena produk-produk ini di hilirisasi di Indonesia," ungkap Niko.

Asal tahu saja, Proyek SGAR direncanakan akan terbagi ke dalam 2 fase dengan total estimasi biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.

Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 yang juga akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2028.

Melalui pengoperasian Proyek SGAR Fase 1 dan Fase 2, produksi alumina domestik akan meningkat menjadi sebesar 2 juta ton per tahun dengan penyerapan mineral bijih bauksit hingga mencapai 6 juta ton per tahun.

Hal ini sejalan dengan rencana aksi korporasi Inalum dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi aluminiumnya hingga mencapai 900.000 ton per tahun.

Sebagai tambahan, smelter aluminium Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga sebesar 275.000 ton per tahun yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik.

Namun kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun dan sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, pemenuhan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor dengan porsi impor sebesar 56% dan pasokan dari Inalum sebesar 44% pada tahun 2023.

Perlu diketahui, bauksit merupakan sumber bahan baku utama sebelum diproses menjadi aluminium. Prosesnya, bauksit diolah di smelter menjadi alumina, kemudian diproses lagi menjadi produk dengan nilai tambah lebih besar menjadi aluminium.

Adapun rasio pengolahan mineral bijih bauksit hingga menjadi alumina dan aluminium yakni 1 ton aluminium membutuhkan 2 ton alumina, sedangkan 2 ton alumina tersebut membutuhkan 6 ton mineral bijih bauksit.


(pgr/pgr) Saksikan video di bawah ini:

Video: Proyek Hilirisasi Bauksit-Aluminium Terintegrasi Pertama di RI

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Pemerintah Cari Investor Asing Demi Bangun Pabrik Bauksit Baru

Read more