arwana168

2024-10-09 23:13:33  Source:arwana168   

arwana168,taruna 4d,arwana168Jakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut berniat menamakan agresi di Jalur Gaza, Palestina, sebagai "Perang Kebangkitan".

Ia mengusulkan hal itu dalam rapat kabinet Israel pada Senin (7/10).

Netanyahu menilai nama resmi konflik harus mencerminkan sifat pertempuran. Konflik di Gaza sendiri sebelumnya dijuluki operasi "Pedang Besi" oleh militer Zionis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah perang kebangkitan untuk memastikan serangan 7 Oktober tak pernah terjadi lagi," kata Netanyahu, seperti dikutip CNN.

Lihat Juga :
Negara-negara Arab Pilih Sikap Netral soal Konflik Israel vs Iran

Netanyahu menambahkan penamaan ini juga menyiratkan bahwa perang dilakukan "untuk keberadaan Israel", sehingga tak akan berakhir sampai semua tujuan tercapai.

Tujuan Israel sendiri di antaranya menumpas kelompok milisi Hamas Palestina, memulangkan seluruh sandera yang tersisa, menggagalkan ancaman dari Gaza di masa depan, serta mengembalikan warga di Israel utara yang kini mengungsi ke rumahnya masing-masing.

Menurut Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu merupakan kekejaman terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak peristiwa Holocaust.

Pilihan Redaksi
  • 4 Negara Berbatasan Langsung dengan Israel, Satu Tembak Rudal Iran
  • Hizbullah Tembak 190 Rudal Fadi-1 ke Pangkalan Militer Haifa Israel
  • AS Gelontorkan Rp281 T Ongkosi Setahun Agresi Brutal Israel di Gaza

Netanyahu pun mengatakan, "tak seperti ketika Holocaust, kami bangkit melawan musuh untuk berperang sengit."

Usulan Netanyahu mengganti julukan agresi di Gaza ini ditentang oleh sejumlah menteri. Menteri tanpa portofolio Gideon Sa'ar dan Menteri Kesetaraan Sosial Amichai Chikli mengatakan penamaan itu terlalu mirip dengan nama Ibrani untuk Perang Kemerdekaan 1948.

Pemimpin oposisi Yair Lapid juga mengolok-olok Netanyahu mengenai julukan tersebut. Lapid mengatakan mau diganti dengan nama apa pun, Netanyahu tetap tak bisa mengubah fakta bahwa ia gagal mencegah serangan Hamas di bawah kepemimpinannya.

"Anda bisa mengubah nama sebanyak yang Anda mau, tapi Anda tidak akan bisa mengubah fakta bahwa di bawah kepemimpinan Anda, bencana terburuk dalam sejarah Israel terjadi," kata Lapid, seperti dikutip The Times of Israel.

Agresi Israel di Palestina telah berlangsung selama satu tahun sejak 7 Oktober 2023. 

Hingga kini, sebanyak 41.870 warga sipil terutama kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan lansia, tewas di Jalur Gaza. Agresi brutal ini juga menyebabkan wilayah kantung Palestina itu mengalami krisis kemanusiaan parah.



(blq/dna)

Read more