air bet 88

2024-10-08 05:50:41  Source:air bet 88   

air bet 88,gone girl sinopsis,air bet 88Jakarta, CNN Indonesia--

Sejumlah peristiwa meramaikan berita internasional pada Selasa (23/8) mulai dari vonis penjara eks Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, sampai Taiwan klaim pernah menang perang melawan China.

Berikut kilas berita internasional kemarin:

Lihat Juga :
Kenapa Sejumlah Negara Maju Mengalami 'Resesi Seks'?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski jauh dari pusat konflik, pemerintah kawasan Ibu Kota Ukraina, Kyiv, akan melarang acara HUT kemerdekaan mulai Senin hingga Kamis pekan ini.

[Gambas:Video CNN]

Iran Tuduh Israel Bunuh Satu Jenderal, Bersumpah Balas Dendam

Iran menuduh Israel telah membunuh salah satu jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) negara itu.Abolfazl Alijani disebut tewas saat menjalani misi terkait aktivitas militer di Suriah pada akhir pekan lalu.

"Jenderal Abolfazl Alijani, seorang anggota pasukan darat IRGC yang sedang dalam misi di Suriah sebagai penasihat militer menjadi martir pada Minggu," demikian laporan media pemerintah Iran yang dikutip AFP, Selasa (23/8).

IRGC menyatakan serangan itu diduga berasal dari Israel dan menewaskan dua personel. Mereka memperingatkan Tel Aviv "akan membayar kejahatan tersebut."

Lihat Juga :
Bela PM Finlandia Pesta Gila, Warganet Ramai-ramai Joget Heboh

Kasus Korupsi 1MDB Rp139 M Seret Najib Razak Dipenjara 12 Tahun

Kasus korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) akhirnya menyeret eks Perdana Menteri Malaysia Najib Razak ke jeruji besi selama 12 tahun.

"Kami diberitahu bahwa ia [Najib Razak] dibawa ke penjara Kajang, sebelah selatan Kota Kuala Lumpur," kata menantu Najib, Nur Sharmila, dikutip AFP, Selasa (23/8).

Lihat Juga :
Hina Nabi Muhammad, Petinggi Partai India Ditangkap

Taiwan: Kami Tidak Takut China, Pernah Menang Perang 64 Tahun Lalu

Presiden Taiwan Tsai Ing Wen memperingatkan negaranya akan mempertahankan demokrasi dan ambisinya untuk merdeka dengan segala cara terlepas dari ancaman militer China.

Tsai mengingatkan bahwa Taiwan pernah mengalahkan militer China saat Krisis Selat Taiwan 1958 terjadi. Saat itu, China membombardir pulau-pulau Taiwan di Selat Taiwan selama sebulan lebih yang berlangsung pada awal Agustus 1958.

"64 tahun yang lalu selama peperangan 23 Agustus, tentara dan warga sipil kami bersatu dan menjaga Taiwan sehingga kami memiliki Taiwan yang demokratis hari ini," kata Tsai dihadapan delegasi eks pejabat Amerika Serikat yang sekarang bekerja di Institut Hoover Universitas Stanford pada Selasa (23/8).

"Peperangan untuk melindungi Tanah Air kami menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada ancaman dari siapa pun yang dapat menggoyahkan tekad rakyat Taiwan untuk membela negara mereka, tidak di masa lalu, tidak sekarang, dan tidak di masa depan," ucapnya menambahkan.

(rds/rds)

Read more