rtp happyjudi

2024-10-07 23:31:51  Source:rtp happyjudi   

rtp happyjudi,medantoto - link alternatif,rtp happyjudiJakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri IsraelBenjamin Netanyahu bakal memaksa warga Israel dari kelompok Yahudi ultra-ortodoks untuk masuk militer ikut berperang di Jalur Gaza.

Pernyataan Netanyahu pada Kamis (1/2) tersebut mencuat di saat koalisi dengan partai Yahudi ultra-ortodoks di pemerintahan terancam pecah.

Lihat Juga :
Pakar Asing Prediksi Risiko Prabowo-Jokowi Pecah Kongsi usai Pemilu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu kemudian menyebut alasannya mewajibkan warga ultra-ortodoks gabung militer. Ia menyatakan agar beban tugas militer bisa dirasakan oleh semua rakyat Israel selama agresi negara itu ke Palestina.

Sebelumnya, parlemen Israel gagal mengeluarkan peraturan baru yang diusulkan kabinet perang Netanyahu itu. Di sisi lain, penangguhan wajib militer bagi warga ultra-ortodoks berakhir Maret ini.

Partai-partai ultra-ortodoks selama ini membantu Netanyahu mendapat suara mayoritas di parlemen bersama partai-partai sayap kanan.

Lihat Juga :
Negara Tetangga Bikin Perjanjian dengan RI usai Rusuh-Darurat Nasional

Sebagai imbalan atas dukungannya, warga ultra-ortodoks ditangguhkan dari wajib militer hingga Maret 2024. Namun, Netanyahu tak mau memperpanjang masa penangguhan tersebut sehingga memunculkan ancaman perpecahan di dalam koalisi pemerintahan.

Netanyahu tampaknya menyikapi langkah yang akan diambil menteri pertahanannya untuk memveto kelanjutan undang-undang pengecualian wajib militer terebut, kecuali tercapai kesepakatan yang membuka jalan wamil bagi ultra-ortodoks.

"Kami mengakui dan mendukung mereka (ultra-ortodoks) yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari Kitab Suci Yahudi. Namun tanpa eksistensi fisik, tidak ada eksistensi spiritual," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Ultra-ortodoks sendiri merupakan warga kelas agamawan Israel yang difokuskan khusus urusan agama sehingga dikecualikan dari wajib militer.

Pengecualian tersebut sebenarnya menjadi sumber friksi dengan warga sekuler di Israel sejak lama.

Lihat Juga :
Pangeran MbS soal Wahabisme di Saudi: Bin Abdul Wahhab Bukan Nabi

Kaum ultra-Ortodoks mengklaim hak untuk belajar di pendidikan khusus agama ketimbang bertugas di militer selama tiga tahun wamil atau menjadi pegawai negeri sipil.

Beberapa orang mengatakan gaya hidup religius mereka akan bertentangan dengan kebiasaan militer, sementara yang lain menyuarakan penolakan ideologis terhadap negara liberal.

(Reuters/bac)

Read more