kakek merah 999

2024-10-08 03:46:43  Source:kakek merah 999   

kakek merah 999,join m88 link alternatif,kakek merah 999Jakarta, CNN Indonesia--

Ahli Virologi China Zhang Yongzhen yang pertama kali mempublikasikan rangkaian genom virus corona (Covid-19) di China mengaku telah mendapatkan izin kembali untuk mengakses laboratorium setelah sempat "diusir" dari tempat penelitiannya itu.

Dalam sebuah unggahan di media sosial pada Rabu (1/5), Zhang menyatakan bahwa Pusat Klinis Kesehatan Masyarakat Shanghai yang menaungi laboratoriumnya sementara setuju untuk mengizinkan Zhang dan tim kembali melanjutkan penelitian.

"Sekarang, anggota tim dapat masuk dan keluar laboratorium dengan bebas," tulis Zhang dalam postingan di Weibo, platform media sosial China, dilansir dari AP News, Rabu (1/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
AS Bersiap Legalkan Ganja Medis, Apa Dampaknya?

Aksi protes Zhang itu pun viral di media sosial dan dianggap oleh sejumlah warganet sebagai tanda berlanjutnya tekanan terhadap ilmuwan China yang melakukan penelitian terhadap virus corona.

Zhang pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya dalam perkara ini.

"Terima kasih kepada pengikut online saya dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat atas perhatian dan dukungan kuat Anda selama beberapa hari terakhir," ujar Zhang.

Terpisah, dalam pernyataan online pada hari Senin (29/4), Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai mengatakan bahwa laboratorium Zhang sedang direnovasi dan ditutup karena 'alasan keamanan'. Mereka juga mengklaim telah memberi tim Zhang ruang laboratorium alternatif.

Namun Zhang menjawab bahwa timnya tidak ditawari alternatif lain sampai mereka diberitahu tentang pengusiran mereka. Pun menurut Zhang, laboratorium yang ditawarkan tidak memenuhi standar keselamatan penelitian, sehingga membuat timnya berada dalam ketidakpastian.

Lihat Juga :
Netanyahu Buka Suara usai Disebut Ketar-ketir Mau Ditangkap ICC

Adapun perselisihan antara Zhang dengan 'tuan rumah' laboratoriumnya itu menjadi babak terbaru dari serangkaian kejadian seperti penurunan pangkat hingga pemecatan sejak Zhang menerbitkan publikasi soal rangkaian kasus virus corona pada Januari 2020 tanpa persetujuan negara.

Di sisi lain, Beijing telah berusaha mengendalikan informasi terkait virus ini sejak pertama kali muncul.

Kemudian pada tanggal 5 Januari 2020, Zhang menulis pemberitahuan internal yang memperingatkan pihak berwenang China tentang potensi penyebaran virus tersebut. Keesokan harinya, laboratorium Zhang diperintahkan untuk ditutup sementara oleh pejabat tinggi kesehatan Chinga, dan Zhang mendapat tekanan dari otoritas China.

Namun Zhang menerbitkan penelitiannya lebih lanjut pada 11 Januari 2020, meskipun tidak ada izin dari pejabat kesehatan Tiongkok. Virus corona tersebut akhirnya menyebar ke seluruh penjuru dunia, memicu pandemi yang mengganggu kehidupan dan membunuh jutaan orang.

Zhang pun dianugerahi penghargaan di luar negeri sebagai pengakuan atas karyanya. Namun pejabat kesehatan China mencopot Zhang dari jabatannya di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dan melarangnya berkolaborasi dengan beberapa mantan mitranya, sehingga menghambat penelitiannya.



(khr/dna)

Read more