hasil friendly match

2024-10-07 23:33:31  Source:hasil friendly match   

hasil friendly match,server proxy wla,hasil friendly match

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup cerah bergairah pada akhir perdagangan Selasa (1/10/2024), membalikan koreksinya yang sudah terjadi selama tiga hari beruntun.

Hingga akhir perdagangan, IHSG melonjak 1,52% ke posisi 7.642,13. IHSG pun berhasil kembali ke level psikologis 7.600 pada hari ini.

Baca:
Situasi RI Kini Mirip 1998, Daya Beli Warga Benar Jatuh?

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 41 triliun dengan melibatkan 25 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 310 saham terapresiasi, 258 saham terdepresiasi dan 228 saham stagnan.

Hampir seluruh sektor berbalik arah ke zona hijau pada hari ini. Hanya sektor kesehatan yang masih lesu, itupun juga cenderung tipis yakni 0,02%.

Adapun sektor energi menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG hari ini yakni mencapai 2,5%.

Sementara dari sisi saham, saham perbankan raksasa mendominasi penopang IHSG di akhir sesi hari ini, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi yang terbesar yakni mencapai 18,1 indeks poin.

Saat IHSG melesat, terpantau nilai transaksi indeks terbilang cukup besar yakni mencapai Rp 41 triliun. Hal ini terjadi karena adanya transaksi jumbo di saham PT Amman Mineral Tbk (AMMN) di pasar negosiasi, di mana jumlahnya mencapai 31,6 juta lot di harga premium yakni di Rp 9.500/unit. Alhasil, nilai transaksinya mencapai Rp 30 triliun.

Belum diketahui asal dari transaksi jumbo saham AMMN di pasar negosiasi pada akhir perdagangan hari ini.

Di lain sisi, IHSG bergairah meski Indonesia kembali mengalami deflasi pada September lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan IHK RI secara bulanan (month-to-month/mtm) kembali mengalami deflasi sebesar 0,12%. Dengan ini, maka RI sudah mengalami deflasi bulanan selama lima bulan beruntun.

Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy), IHK RI pada bulan lalu masih mengalami inflasi sebesar 1,84%. Tetapi, inflasi tahunan RI pada bulan lalu mengalami penurunan dari sebelumnya pada Agustus lalu sebesar 2,12%.

"Indonesia deflasi 0,12% pada September 2024," Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (1/10/2024).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesiadari 12 institusi memperkirakan IHK September 2024 diperkirakan turun atau mengalami deflasi 0,035% (mtm).

Sembilan dari 12 instansi memperkirakan secara bulanan masih akan tercatat deflasi yang tak jauh berbeda dengan periode sebelumnya yang terpantau deflasi 0,03%.

Sedangkan IHK tahunan diperkirakan melandai di bawah level 2% atau tepatnya 1,975% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Agustus 2024 yang sebesar 2,12% (yoy).

Deflasi ini menjadi catatan terburuk bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, Indonesia sudah mencatat deflasi selama empat bulan beruntun yakni dari Mei hingga September 2024.

Tak hanya itu saja, sektor manufaktur Indonesia kembali lesu pada bulan lalu. S&P Global melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan lalu kembali terkontraksi ke 49,2.

Artinya, PMI Manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi selama tiga bulan beruntun yakni pada Juli (49,3), Agustus (48,9) dan September (49,2). PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

PMI yang tercatat 49,2 pada September 2024 memang lebih besar dibandingkan pada Agustus. Namun, kondisi tersebut tidak melepaskan fakta jika kondisi manufaktur RI kini sangat buruk.

S&P Global menjelaskan kenaikan PMI ditopang oleh meningkatnya pesanan baru. Pesanan naik didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan.

Kendati demikian, pertumbuhan pesanan menjadi yang paling lambat selama periode enam bulan terakhir, terutama, permintaan asing. Permintaan baru untuk ekspor baru melandai selama dua bulan berturut-turut di tengah laporan upaya mengurangi stok di beberapa klien.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit Menguat Saat RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Sempat Sentuh Zona Merah, IHSG Bangkit Lagi di Akhir Sesi I

Read more